TUGAS SOFTSKILL INOVASI SI& TEK. IFORMASI MODERN UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Sistem manajemen ojek online (GOJEK) ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Inovasi SI & Teknologi Informasi Modern. Isi dari Makalah ini membahas tentang sistem manajemen yang ada pada Ojek Online yang remain dibicarakan saat ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Inovasi SI & Teknologi Informasi Modern. Isi dari Makalah ini membahas tentang sistem manajemen yang ada pada Ojek Online yang remain dibicarakan saat ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………………..I
Daftar isi ……………………………………………………………………………I
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latarbelakang ………………………………………………………..2
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………3
1.3 Maksud dan Tujuan ………………………………………………….3
Bab II Pembahasan Masalah
2.1 Sistem Manajemen Go-jek …………………………………………4
Bab III Kesimpulan
3.1 Opini ……………………………………………………………………. 7
3.2 Kesimpulan……………………………………………………………………….7
3.3 Saran ……………………………………………………………………. 8
Daftar isi ……………………………………………………………………………I
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latarbelakang ………………………………………………………..2
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………3
1.3 Maksud dan Tujuan ………………………………………………….3
Bab II Pembahasan Masalah
2.1 Sistem Manajemen Go-jek …………………………………………4
Bab III Kesimpulan
3.1 Opini ……………………………………………………………………. 7
3.2 Kesimpulan……………………………………………………………………….7
3.3 Saran ……………………………………………………………………. 8
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Penggunaan teknologi informasi yang saat ini terus berkembang ternyata banyak memberikan timbal balik yang positif kepada setiap orang. Salah satunya yaitu banyaknya peluang bisnis baru yang tercipta, khususnya yang memanfaatkan keberadaan internet. Perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan kegiatan jual beli melalui jaringan komunikasi, baik itu melalui komputer, telpon pintar, dan sebagainya. Tidak terkecuali dengan Go-jek, yaitu sebuah produk yang memberikan layanan ojek dengan berdasarkan prinsip layanan dalam jaringan (online-based services) di Indonesia. Go-jek sendiri merupakan produk dari PT. Go-jek Indonesia, sebuah perusahaan yang beralamatkan di Jalan Kemang Selatan Raya No.99, DKI Jakarta.
Go-jek sendiri memiliki tujuan untuk memudahkan pengguna dalam hidup di kota besar, dengan hal-hal seperti memanggil tukang ojek, mengantarkan barang pesanan dan sebagainya dibuat menjadi sederhana dan sangat mudah untuk dilakukan, tanpa oleh terhalang waktu, kesehatan, lokasi, dan sebagainya. Karena kemudahan inilah terjadi antusiasme yang sangat besar dari masyarakat untuk menjadi pengguna, atau bahkan bergabung sebagai pengemudi Go-jek. Untuk mereka yang bergabung sebagai pengemudi Go-jek, tak hanya tukang ojek biasa yang bergabung sebagai pengemudi, namun mereka yang bukan dari kalangan tukang ojek pun ikut bergabung, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, bahkan hingga pegawai perusahaan swasta. Ini menandakan sambutan masyarakat terhadap kemunculan Go-jek sangatlah bagus.
Perbedaan Go-jek dengan ojek biasa yaitu semua harga atau ongkos sudah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan secara matang oleh PT Go-jek Indonesia, sehingga tidak ada negosiasi harga yang pada umumnya ditemui jika memanggil tukang ojek biasa (dan terkadang juga berubah menjadi negosiasi alot, apabila sang tukang ojek meminta harga yang jauh lebih banyak ketimbang tarif yang sebenarnya dapat dibayarkan kepada dia). Dukungan sistem berbasis IT sendiri memungkinkan pengguna untuk dapat melacak keberadaan lokasi pengemudi dari dalam aplikasi Go-jek, atau bahkan pengemudi melacak lokasi dari pengguna yang ingin dijemput oleh dia. Bahkan apabila terjadi sesuatu hal yang membuat pengemudi tidak dapat menjemput pengguna dalam waktu cepat atau pengguna terpaksa mengubah lokasi penjemputan, kedua pihak dapat memanfaatkan sistem komunikasi untuk saling menghubungi serta melakukan proses konfirmasi keberadaan mereka secara langsung, tanpa terhambat oleh waktu maupun lokasi.
Penggunaan teknologi informasi yang saat ini terus berkembang ternyata banyak memberikan timbal balik yang positif kepada setiap orang. Salah satunya yaitu banyaknya peluang bisnis baru yang tercipta, khususnya yang memanfaatkan keberadaan internet. Perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan kegiatan jual beli melalui jaringan komunikasi, baik itu melalui komputer, telpon pintar, dan sebagainya. Tidak terkecuali dengan Go-jek, yaitu sebuah produk yang memberikan layanan ojek dengan berdasarkan prinsip layanan dalam jaringan (online-based services) di Indonesia. Go-jek sendiri merupakan produk dari PT. Go-jek Indonesia, sebuah perusahaan yang beralamatkan di Jalan Kemang Selatan Raya No.99, DKI Jakarta.
Go-jek sendiri memiliki tujuan untuk memudahkan pengguna dalam hidup di kota besar, dengan hal-hal seperti memanggil tukang ojek, mengantarkan barang pesanan dan sebagainya dibuat menjadi sederhana dan sangat mudah untuk dilakukan, tanpa oleh terhalang waktu, kesehatan, lokasi, dan sebagainya. Karena kemudahan inilah terjadi antusiasme yang sangat besar dari masyarakat untuk menjadi pengguna, atau bahkan bergabung sebagai pengemudi Go-jek. Untuk mereka yang bergabung sebagai pengemudi Go-jek, tak hanya tukang ojek biasa yang bergabung sebagai pengemudi, namun mereka yang bukan dari kalangan tukang ojek pun ikut bergabung, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, bahkan hingga pegawai perusahaan swasta. Ini menandakan sambutan masyarakat terhadap kemunculan Go-jek sangatlah bagus.
Perbedaan Go-jek dengan ojek biasa yaitu semua harga atau ongkos sudah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan secara matang oleh PT Go-jek Indonesia, sehingga tidak ada negosiasi harga yang pada umumnya ditemui jika memanggil tukang ojek biasa (dan terkadang juga berubah menjadi negosiasi alot, apabila sang tukang ojek meminta harga yang jauh lebih banyak ketimbang tarif yang sebenarnya dapat dibayarkan kepada dia). Dukungan sistem berbasis IT sendiri memungkinkan pengguna untuk dapat melacak keberadaan lokasi pengemudi dari dalam aplikasi Go-jek, atau bahkan pengemudi melacak lokasi dari pengguna yang ingin dijemput oleh dia. Bahkan apabila terjadi sesuatu hal yang membuat pengemudi tidak dapat menjemput pengguna dalam waktu cepat atau pengguna terpaksa mengubah lokasi penjemputan, kedua pihak dapat memanfaatkan sistem komunikasi untuk saling menghubungi serta melakukan proses konfirmasi keberadaan mereka secara langsung, tanpa terhambat oleh waktu maupun lokasi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah sistem manajemen serta organisasi pada PT. Go-jek Indonesia?
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah sistem manajemen serta organisasi pada PT. Go-jek Indonesia?
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja dan organisasi yang berlaku dalam lingkup PT.Go-jek Indonesia.
2. Untuk mengetahui sistem manajemen organisasi.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja dan organisasi yang berlaku dalam lingkup PT.Go-jek Indonesia.
2. Untuk mengetahui sistem manajemen organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Manajemen Go-jek
Pada umumnya organisasi Go-jek sama seperti pada perusahaan yang lainnya seperti CEO, direktur dan dibagi lagi dengan bagian-bagian lainnya, walaupun tentunya bagian paling penting dari perusahaan yaitu divisi IT, karena Go-jek sendiri mempergunakan prinsip IT sebagai prinsip utama dalam layanan mereka. Dalam internal perusahaan Go-jek sendiri CEO terbagi menjadi lima. Salah satunya ada yang bertugas menangani bagian IT, CEO bagian internal yang bertugas mengurus pegawai kantor maupun para pengemudi, lalu CEO bidang finansial, dan sebagainya. Semuanya bekerja di bawah komando seorang head CEO yang sehari-harinya bertugas untuk menginformasikan jalannya perusahaan pada investor yang ingin masuk untuk menanamkan modalnya di Go-jek.
Pengemudi Go-jek juga mempunyai mitra atau perkumpulannya. Grup tersebut terbagi meliputi berbagai wilayah misalnya Depok, Bekasi, Jakarta, Tangerang dan sebagainya. Dari satu perkumpulan wilayah yang besa, grup tersebut juga terbagi lagi menjadi yang lebih kecil misalnya Jakarta terbagi menjadi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan sebagainya. Dan dari wilayah tersebut juga dapat dibagi lagi menjadi yang jauh lebih kecil, misalnya wilayah Jakarta Pusat memiliki beberapa grup yang dimana satu grup tersebut memiliki anggota minimal 20 orang. Biasanya grup tersebut dibentuk berdasarkan dari wilayah tempat tinggalnya.
Para pengemudi Go-jek juga juga diberi jaminan asuransi kecelakaan oleh perusahaan, dan jika pengemudi mengalami masalah atau kendala di tengah perjalanan, perusahaan juga dapat membantu pengemudinya. Biasanya jika seorang pengemudi mengalami masalah, yang dapat mereka lakukan untuk langkah pertama yaitu dengan menghubungi call center perusahaan. Jika masalahnya tidak dapat terselesaikan oleh tim call center, maka call center akan mengalihkan penanganannya ke bagian yang sesuai dengan permasalahannya.
Sebagai contoh yaitu misalkan pengemudi sudah mengambil deposit Go-jek, tetapi deposit belum masuk juga ke pengemudi atau transaksi yang salah, maka penanganannya akan dialihkan ke bagian finance. Sedangkan jika handphone rusak, program error atau pengemudi melakukan penggantian handphone (yang dimana hal ini tidak dapat ditangani oleh tim call center secara sendirian), maka ini akan langsung dialihkan oleh call center ke bagian IT. Jadi semua kendala yang di alami pengemudi Go-jek harus melalui call center terlebih dahulu.
Dalam lingkup Go-jek sendiri, antara perusahaan dan pengemudi keduanya secara umum memiliki tingkatan yang sama, alias saling bekerja sama sebagai mitra (tidak ada istilah atasan atau bawahan). Walaupun tidak ada istilah atasan dan bawahan ini pun, ada kalanya konsep organisasi sebuah perusahaan konvensional ikut berperan dalam hubungan ini, yang dimana ini diwujudkan dalam bentuk keharusan bagi para pengemudi Go-jek untuk tetap mengikuti aturan dan kebijakan yang dibuat perusahaan. Dengan kata lain, terdapat 2 prinsip organisasi yang ada di dalam Go-jek secara bersamaan: prinsip kemitraan (alur linier, dengan kedua pihak saling bekerja sama dalam satu tingkat yang sama) dan prinsip organisasi top-down atau prinsip organisasi standar (alur hirarki, dengan setiap pengemudi harus mematuhi semua peraturan serta kebijakan dari perusahaan).
Dari sisi kemitraan, pengemudi Go-jek tidak termasuk sebagai seorang karyawan, karena pengemudi Go-jek punya kebebasan jam kerja sehari-harinya, jadi pengemudi dapat bebas menentukan apakah mereka ingin mengambil penumpang pada hari itu atau tidak. Namun jika dilihat dari sisi konsep organisasi perusahaan konvensional seperti yang telah disebutkan sebelumnya, para pengemudi Go-jek juga harus mengikuti semua SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan oleh perusahaan seperti layaknya karyawan pada sebuah perusahaan biasa.
Contoh dari kewajiban pengemudi Go-jek untuk mengikuti SOP yang ditetapkan perusahaan yaitu seperti menjemput penumpang dibawah 10 menit, lalu pengemudi diwajibkan untuk menyediakan masker, hair cover dan helm beratribut Go-jek kepada penumpang, membawa dan memakai atribut penanda Go-jek, dan sebagainya. Tetapi dari semua SOP tersebut, hal yang paling diutamakan yaitu membawa helm beratribut Go-jek bagi penumpang. Selain itu, pengemudi juga diwajibkan untuk bersikap sopan, berpenampilan rapi dan selalu berkendara dengan aman, yang ini tentunya merupakan usaha dari perusahaan untuk menjaga citra perusahaan serta kualitas dari pelayanan yang mereka berikan kepada masyarakat.
Namun meskipun kebijakan perusahaan dapat didiskusikan dengan para pengemudi untuk menjembatani keinginan pengemudi dengan keinginan perusahaan, ada kalanya sebagian dari kebijakan perusahaan sepenuhnya ditentukan oleh perusahaan sendiri, tanpa campur tangan apapun dari pengemudi. Contohnya yaitu tarif perjalanan. Pada awal ketika Go-jek berdiri, tarif perjalanan per kilometernya yaitu sebesar Rp. 4000 per kilometer. Beberapa bulan kemudian oleh perusahaan diputuskan untuk diturunkan menjadi Rp. 3000 per kilometer, lalu diturunkan lagi hingga menjadi Rp. 2500 per kilometer. Karena ini merupakan kebijakan yang sepenuhnya ditentukan oleh para petinggi perusahaan, maka pengemudi tidak dapat menentukan tarifnya secara sesuka hati, alias harus menaati apa yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Jika dibandingkan dengan angkutan lainnya, gabungan pola kemitraan dan pola top-down yang dimiliki oleh Go-jek dapat dikatakan termasuk cukup unik. Untuk bandingannya pada kasus ini yaitu supir taksi Blue Bird dan taksi Express. Jika dibandingkan dengan supir taksi Blue Bird, pengemudi Go-jek secara resmi tidak dapat sepenuhnya disebut sebagai karyawan perusahaan, karena mereka tidaklah didaftarkan sebagai mereka yang bekerja secara tetap dan sepenuhnya berada di bawah kendali para petinggi perusahaan.
Sebaliknya, jika dibandingkan dengan yang ada di taksi Express, pengemudi Go-Jek pun tidak dapat pula dikatakan sepenuhnya sebagai mitra bagi perusahaan, karena mereka tetaplah harus menaati apa yang ditetapkan oleh perusahaan (meskipun dengan kontrol yang tidak seketat dalam pola perusahaan standar, yang menunjukkan ciri kemitraan). Sebagai bandingan, pada taksi Blue Bird sendiri semua hal ditanggung oleh perusahaan, sementara pada taksi Express sebagian besar ditanggung oleh supir sendiri, dan pada Go-jek perusahaan dan pengemudi saling membagi tanggung jawab mereka untuk setiap hal.
Go-jek sendiri dapat memberi keuntungan bagi semua pihak, baik itu terhadap pemilik perusahaan, pengemudi maupun pengguna. Keuntungan bagi pemilik perusahaan Go-jek adalah semakin berkembangnya jangkauan perusahaan itu dalam lingkup yang lebih luas seperti yang dulunya Go-jek yang hanya ada di wilayah Jakarta saja, sekarang Go-jek sudah berkembang ke daerah lainnya seperti Bekasi, Bogor, Bandung, Surabaya, Bali dan sebagainya. Sedangkan keuntungan bagi pengemudi Go-jek yaitu memudahkan pengemudi Go-jek untuk mencari pelanggan, serta cara kerja pengemudi tidak terikat waktu atau bersifat freelance. Sedangkan keuntungan bagi pengguna yaitu memudahkan untuk memesan ojek kapanpun dan dimanapun.
Pada umumnya organisasi Go-jek sama seperti pada perusahaan yang lainnya seperti CEO, direktur dan dibagi lagi dengan bagian-bagian lainnya, walaupun tentunya bagian paling penting dari perusahaan yaitu divisi IT, karena Go-jek sendiri mempergunakan prinsip IT sebagai prinsip utama dalam layanan mereka. Dalam internal perusahaan Go-jek sendiri CEO terbagi menjadi lima. Salah satunya ada yang bertugas menangani bagian IT, CEO bagian internal yang bertugas mengurus pegawai kantor maupun para pengemudi, lalu CEO bidang finansial, dan sebagainya. Semuanya bekerja di bawah komando seorang head CEO yang sehari-harinya bertugas untuk menginformasikan jalannya perusahaan pada investor yang ingin masuk untuk menanamkan modalnya di Go-jek.
Pengemudi Go-jek juga mempunyai mitra atau perkumpulannya. Grup tersebut terbagi meliputi berbagai wilayah misalnya Depok, Bekasi, Jakarta, Tangerang dan sebagainya. Dari satu perkumpulan wilayah yang besa, grup tersebut juga terbagi lagi menjadi yang lebih kecil misalnya Jakarta terbagi menjadi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan sebagainya. Dan dari wilayah tersebut juga dapat dibagi lagi menjadi yang jauh lebih kecil, misalnya wilayah Jakarta Pusat memiliki beberapa grup yang dimana satu grup tersebut memiliki anggota minimal 20 orang. Biasanya grup tersebut dibentuk berdasarkan dari wilayah tempat tinggalnya.
Para pengemudi Go-jek juga juga diberi jaminan asuransi kecelakaan oleh perusahaan, dan jika pengemudi mengalami masalah atau kendala di tengah perjalanan, perusahaan juga dapat membantu pengemudinya. Biasanya jika seorang pengemudi mengalami masalah, yang dapat mereka lakukan untuk langkah pertama yaitu dengan menghubungi call center perusahaan. Jika masalahnya tidak dapat terselesaikan oleh tim call center, maka call center akan mengalihkan penanganannya ke bagian yang sesuai dengan permasalahannya.
Sebagai contoh yaitu misalkan pengemudi sudah mengambil deposit Go-jek, tetapi deposit belum masuk juga ke pengemudi atau transaksi yang salah, maka penanganannya akan dialihkan ke bagian finance. Sedangkan jika handphone rusak, program error atau pengemudi melakukan penggantian handphone (yang dimana hal ini tidak dapat ditangani oleh tim call center secara sendirian), maka ini akan langsung dialihkan oleh call center ke bagian IT. Jadi semua kendala yang di alami pengemudi Go-jek harus melalui call center terlebih dahulu.
Dalam lingkup Go-jek sendiri, antara perusahaan dan pengemudi keduanya secara umum memiliki tingkatan yang sama, alias saling bekerja sama sebagai mitra (tidak ada istilah atasan atau bawahan). Walaupun tidak ada istilah atasan dan bawahan ini pun, ada kalanya konsep organisasi sebuah perusahaan konvensional ikut berperan dalam hubungan ini, yang dimana ini diwujudkan dalam bentuk keharusan bagi para pengemudi Go-jek untuk tetap mengikuti aturan dan kebijakan yang dibuat perusahaan. Dengan kata lain, terdapat 2 prinsip organisasi yang ada di dalam Go-jek secara bersamaan: prinsip kemitraan (alur linier, dengan kedua pihak saling bekerja sama dalam satu tingkat yang sama) dan prinsip organisasi top-down atau prinsip organisasi standar (alur hirarki, dengan setiap pengemudi harus mematuhi semua peraturan serta kebijakan dari perusahaan).
Dari sisi kemitraan, pengemudi Go-jek tidak termasuk sebagai seorang karyawan, karena pengemudi Go-jek punya kebebasan jam kerja sehari-harinya, jadi pengemudi dapat bebas menentukan apakah mereka ingin mengambil penumpang pada hari itu atau tidak. Namun jika dilihat dari sisi konsep organisasi perusahaan konvensional seperti yang telah disebutkan sebelumnya, para pengemudi Go-jek juga harus mengikuti semua SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan oleh perusahaan seperti layaknya karyawan pada sebuah perusahaan biasa.
Contoh dari kewajiban pengemudi Go-jek untuk mengikuti SOP yang ditetapkan perusahaan yaitu seperti menjemput penumpang dibawah 10 menit, lalu pengemudi diwajibkan untuk menyediakan masker, hair cover dan helm beratribut Go-jek kepada penumpang, membawa dan memakai atribut penanda Go-jek, dan sebagainya. Tetapi dari semua SOP tersebut, hal yang paling diutamakan yaitu membawa helm beratribut Go-jek bagi penumpang. Selain itu, pengemudi juga diwajibkan untuk bersikap sopan, berpenampilan rapi dan selalu berkendara dengan aman, yang ini tentunya merupakan usaha dari perusahaan untuk menjaga citra perusahaan serta kualitas dari pelayanan yang mereka berikan kepada masyarakat.
Namun meskipun kebijakan perusahaan dapat didiskusikan dengan para pengemudi untuk menjembatani keinginan pengemudi dengan keinginan perusahaan, ada kalanya sebagian dari kebijakan perusahaan sepenuhnya ditentukan oleh perusahaan sendiri, tanpa campur tangan apapun dari pengemudi. Contohnya yaitu tarif perjalanan. Pada awal ketika Go-jek berdiri, tarif perjalanan per kilometernya yaitu sebesar Rp. 4000 per kilometer. Beberapa bulan kemudian oleh perusahaan diputuskan untuk diturunkan menjadi Rp. 3000 per kilometer, lalu diturunkan lagi hingga menjadi Rp. 2500 per kilometer. Karena ini merupakan kebijakan yang sepenuhnya ditentukan oleh para petinggi perusahaan, maka pengemudi tidak dapat menentukan tarifnya secara sesuka hati, alias harus menaati apa yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Jika dibandingkan dengan angkutan lainnya, gabungan pola kemitraan dan pola top-down yang dimiliki oleh Go-jek dapat dikatakan termasuk cukup unik. Untuk bandingannya pada kasus ini yaitu supir taksi Blue Bird dan taksi Express. Jika dibandingkan dengan supir taksi Blue Bird, pengemudi Go-jek secara resmi tidak dapat sepenuhnya disebut sebagai karyawan perusahaan, karena mereka tidaklah didaftarkan sebagai mereka yang bekerja secara tetap dan sepenuhnya berada di bawah kendali para petinggi perusahaan.
Sebaliknya, jika dibandingkan dengan yang ada di taksi Express, pengemudi Go-Jek pun tidak dapat pula dikatakan sepenuhnya sebagai mitra bagi perusahaan, karena mereka tetaplah harus menaati apa yang ditetapkan oleh perusahaan (meskipun dengan kontrol yang tidak seketat dalam pola perusahaan standar, yang menunjukkan ciri kemitraan). Sebagai bandingan, pada taksi Blue Bird sendiri semua hal ditanggung oleh perusahaan, sementara pada taksi Express sebagian besar ditanggung oleh supir sendiri, dan pada Go-jek perusahaan dan pengemudi saling membagi tanggung jawab mereka untuk setiap hal.
Go-jek sendiri dapat memberi keuntungan bagi semua pihak, baik itu terhadap pemilik perusahaan, pengemudi maupun pengguna. Keuntungan bagi pemilik perusahaan Go-jek adalah semakin berkembangnya jangkauan perusahaan itu dalam lingkup yang lebih luas seperti yang dulunya Go-jek yang hanya ada di wilayah Jakarta saja, sekarang Go-jek sudah berkembang ke daerah lainnya seperti Bekasi, Bogor, Bandung, Surabaya, Bali dan sebagainya. Sedangkan keuntungan bagi pengemudi Go-jek yaitu memudahkan pengemudi Go-jek untuk mencari pelanggan, serta cara kerja pengemudi tidak terikat waktu atau bersifat freelance. Sedangkan keuntungan bagi pengguna yaitu memudahkan untuk memesan ojek kapanpun dan dimanapun.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. OPINI
Menurut kami, keberadaan fasilitas yang diberikan Go-jek sangat menguntungkan, karena kita dapat memesan ojek dimanapun secara efisien dan efektif dengan harga yang sudah di tentukan. Jadi tidak perlu ada tawar menawar dan juga kita dapat melakukan monitoring posisi pengemudi melalui built-in GPS yang tersedia pada aplikasi Go-jek. Go-jek sendiri juga menguntungkan tidak hanya ada jasa transportasi, melainkan juga jasa kurir, jasa pengantaran pesanan makanan, jasa belanja, bahkan jasa pengiriman barang berukuran besar.
Menurut kami, keberadaan fasilitas yang diberikan Go-jek sangat menguntungkan, karena kita dapat memesan ojek dimanapun secara efisien dan efektif dengan harga yang sudah di tentukan. Jadi tidak perlu ada tawar menawar dan juga kita dapat melakukan monitoring posisi pengemudi melalui built-in GPS yang tersedia pada aplikasi Go-jek. Go-jek sendiri juga menguntungkan tidak hanya ada jasa transportasi, melainkan juga jasa kurir, jasa pengantaran pesanan makanan, jasa belanja, bahkan jasa pengiriman barang berukuran besar.
3.2. KESIMPULAN
Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetitif perusahaan.
Keuntungan dalam Go-jek dapat menguntungkan siapapun, baik itu bagi perusahaan, keuntungan bagi pengemudi, dan keuntungan bagi pengguna. Ini dapat dicapai dengan penerapan sistem bagi hasil, yang sudah tentu membuat semua pihak yang terlibat dengannya akan mendapatkan keuntungan yang merata.
Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetitif perusahaan.
Keuntungan dalam Go-jek dapat menguntungkan siapapun, baik itu bagi perusahaan, keuntungan bagi pengemudi, dan keuntungan bagi pengguna. Ini dapat dicapai dengan penerapan sistem bagi hasil, yang sudah tentu membuat semua pihak yang terlibat dengannya akan mendapatkan keuntungan yang merata.
3.3. SARAN
Berdasarkan apa yang menjadi pengalaman dari kami, tetaplah jaga kepercayaan dari pengguna Go-jek agar tidak mengecewakan jutaan konsumen yang telah setia menggunakan Go-jek setiap harinya. Dan untuk meningkatkan kualitas layanannya, sebaiknya Go-jek melakukan penambahan armada, membuka perekrutan pengemudi baru serta memperkuat sistem ITnya sendiri (termasuk servernya). Hal ini demi mempercepat waktu pelayanan serta menjaring konsumen-konsumen baru yang tertarik untuk mencoba layanan-layanan yang ditawarkan oleh PT. Go-jek Indonesia.
Berdasarkan apa yang menjadi pengalaman dari kami, tetaplah jaga kepercayaan dari pengguna Go-jek agar tidak mengecewakan jutaan konsumen yang telah setia menggunakan Go-jek setiap harinya. Dan untuk meningkatkan kualitas layanannya, sebaiknya Go-jek melakukan penambahan armada, membuka perekrutan pengemudi baru serta memperkuat sistem ITnya sendiri (termasuk servernya). Hal ini demi mempercepat waktu pelayanan serta menjaring konsumen-konsumen baru yang tertarik untuk mencoba layanan-layanan yang ditawarkan oleh PT. Go-jek Indonesia.
Komentar
Posting Komentar